Senin, 11 April 2016

Plagiarisme dan Golongan Terdidik

Hari ini saya nggak habis pikir ketika mendapati beberapa praktikan dari praktikum mata kuliah yang saya asisteni melakukan analisis penggunaan software yang tidak digunakan pada praktikum. Software itu sejatinya adalah software yang digunakan pada praktikum di modul yang sama di tahun lalu, terus gimana caranya software itu masuk ke bagian analisis pada praktikum yang jelas-jelas tidak menggunakan software tersebut?

Copy-paste master tanpa dilihat lagi pastinya (setelah melakukan "konfirmasi" kepada pelaku-red). Sekarang saya semakin berfikir, berarti praktikan-praktikan ini sebenarnya ngga melakukan analisis sama sekali terkait apa yang mereka lakukan kalau cuma copas tanpa dibaca lagi bahkan mereka ngga tau itu salah dimana jelas-jelas software-nya beda gitu. 

Jadi gimana ini? Kalau mahasiswa-mahasiwi dari salah satu institusi terbaik di negeri ini aja males mikir (baru juga analisis penggunaan software) terus siapa lagi yang mau disuruh mikirin negeri ini? Kalau agen-agen perubahan ini terus ngelakuin kebiasaan sejelek ini, siapa yang kalian suruh melakukan perubahan di negeri ini?

Makanya kalau ngerjain sesuatu jangan buka tab "File Master" di kiri terus asal copy-paste isinya ke laporan di tab kanannya, baca dulu kek terus tutup, baru tulis isi pemikiran kalian sendiri, jadi disini ada hasil PEMIKIRAN sendiri. Tidak salah kalau seorang komedian ternama berujar, "Bukan manusia namanya kalau kalian ngga mau mikir, Mikir!" -Cak Lontong-