Jika kata-kata diketik tanpa spasi, maka mereka tidak akan pernah membentuk satupun kalimat yang dapat dimengerti. Beri spasi maka kalimat tersebut akan lebih bermakna. Maka berlibur untuk mendapatkan spasi itu. 23 Desember 2014, setelah mengumpulkan laporan tugas akhir mata kuliah Sistem Rantai Suplai, saya dan sahabat saya berinisial KA langsung menuju stasiun untuk mencari tiket kearah Semarang. Tak dinyana tiket sudah terjual habis, maka kami menuju terminal Caheum untuk mengecek apakah masih ada bis malam untuk hari itu. Alhamdulillah kami dapat 4 tiket terakhir bis Nusantara tujuan Semarang untuk keberangkatan malam hari itu juga, bersama Anas dan Si ketua angkatan kami berangkat menuju Semarang malam itu dan saya pun membalaskan dendam tidur malam sebelumnya yang terenggut paksa oleh tugas.
Keesokan harinya saya terbangun kira-kira pukul 05.00, Simon panik karena GPS di hapenya menunjukkan bahwa kami semakin menjauh dari Tembalang (kampus UNDIP tempat Aam ngekos). pft, ternyata kami kebablasan. Maka turunlah kami didaerah entahinidimana, setelah ditunjukkan jalan oleh orang setempat kami nak angkot warna merah dalam keadaan setengah sadar dan setengah panik untuk kemudian berhenti di pom bensin dan menjalankan ibadah Shubuh. Kemudian terjadilah insiden "Bis Hello Kitty" yang membuat hati dongkol setengah mati, tapi pada akhirnya kami sampai juga di bawah patung kuda Tembalang (yang kemudian menghasilkan perdebatan sengit apakah itu patung kuda atau patung Diponegoro diantara kami).
(4 Kemonyetan dalam insiden "bis Hello Kitty")
Terlalu banyak kejadian yang terjadi di 2014, senang, bangga, sedih, hingga pahitnya kekalahan. Kami berempat memang berencana meninggalkan kenangan itu semua di Bandung untuk kemudian melakukan refresh sembari bertemu kawan-kawan Gycent. Di Semarang kami langsung di sambut bos Aam dan pasukan gycentium Semarang. Setelah istirahat sejenak, malamnya kami langsung menjelajah Kota Semarang. Tujuan pertama adalah angkringan khas Semarang, disana kami bertujuh makan sepuasnya hingga kenyang dan "cuma" diwajibkan membayar 56 ribu, (ah ini baru angkringan bukan yang mahal seperti didepan Jalan Ganesha itu, angkringan kok mahal). Selanjutnya kami Sholat di masjid besar yang ada di simpang lima lalu kemudian berjalan-jalan mengitari simpang lima. Jujur, nggak ada yang lebih ngangenin dari Gycentium selain sholat jamaah dan rusuh barengnya, dan Alhamdulillah di perjalanan ini saya mendapatkan kembali keduanya.
(Makan Puas di Angkringan Simpang Lima)
Setelah kenyang dan beres menjalankan ibadah wajib, kami menuju Tugu Muda dimana Lawang Sewu berada. Disana kami hanya berfoto didepan bangunan tua itu saja dan tidak masuk karena terkendala masalah biaya (Mahal cuy masuknya) dan kendala non-teknis lainnya seperti mengutamakan keselamatan dari makhluk-makhluk penghuni gedung. Beres berfoto, kami berempat yang ditemani Hibro, BP, dan Aam melanjutkan perjalanan ke Kota Tua Semarang dan kembali pulang kekosan Aam. Dari kosan Aam ini kami dapat menikmati suasana malam Kota Semarang pada malam Natal melalui lantai teratas kosannya (Lantai 4). Pemandangan ratusan lampion yang naik dari Semarang bawah dan terbakar diatas langit.
(Cuma Berani Foto Didepannya aja)
Keesokan harinya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Jogja, sebelum diantar sampai ke terminal, Anfal datang siangnya. Kemudian sore itu ia mengajak kami untuk main ke Brown Canyon. Bersama Roma kami mampir sejenak disana untuk kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan travel antar kota menuju Jogja.
(Selfie Bareng Tebing yang Terpapas di Brown Canyon)
2015 menjelang, mewajibkan kita menyimpan setiap kenangan di 2014 kedalam kotak kenangan kita, disimpan bersama dengan ingatan-ingatan dari tahun sebelumnya untuk nantinya dibuka dikemudian hari, sebagai kenangan indah, kenangan lucu, kenangan membanggakan, bahkan yang buruk sekalipun. Ada keasyikan tersendiri ketika melihat kearah luar jendela bis yang membawa ke jalanan entah. Ada banyak waktu untuk memikirkan akan berbuat apa dan mencapai apa selanjutnya.
Di Jogjakarta kami disambut Ivan and Ganks, langsung aja kami diangkut menuju kontrakkan Gycent Jogja. Disana ada Azhar, Ivan, dan Fadlun. Malam itu kami disambut Abid, Kurni, Umar, dan Saeju yang baru turun gunung. Keesokan harinya kami diajak makan di restoran andalan Gycent Jogja yaitu Spesial Sambel (SS), disana kami bertemu banyak sekali anak Jogja, ada Dilho yang tidak lagi merah, ada Dila dan Nida yang baru beres ngerjain laporan, Amel yang katanya bakal KKN di Papua, Fitri yang berkunjung siang harinya (Cerita selengkapnya di blog Hamzah kali ya), Gordon yang semakin menggordon saja, Kurni yang masih dengan kebiasaannya makan terus cabut, Pipeh yang juga baru turun gunung, Diso yang lagi ada adiknya di Jogja, dan Nabil yang super sibuk ngurusin BEM FT yang akan dibekukan (hmmm...). 2 Jam yang super worthed banget untuk bertemu keluarga lama ini.
(Bertemu Gycent Jogja di SS)
Tibalah hari yang direncanakan sebelumnya, kami berencana mengadakan Touring Jogja-Bantul-Sleman keesokan harinya. Dengan menggunakan 6 motor kami (Saeju, Umar, KA, Anas, Hamzah Saya, Disa, Vira, Ivan, Fadlun, Dila, dan Nida) menuju Candi Hijau. Pipeh menyusul ditengah perjalanan. Saya salut dengan anak-anak Jogja yang bahkan akhwatnya aja sanggup nyetir sejauh itu, 3 kota berbeda woy. Kira-kira jam 10 kami sampai di candi, nggak sesuai perkiraan saya bahwa candi berada ditempat panas, ternyata candi ini berada jauh diatas permukaan laut! Bahkan awan pun berada disekitar kami. View-nya pun, subhannallah luar biasa, kami bisa melihat Kota dari atas dan bahkan bandara pun terlihat kecil dari sini. Kami kemudian makan jajanan yang dibawa oleh Pipeh sembari menikmati pemandangan dan bermain werewolf dimana saya dan sahabat saya dibunuh pertama kali secara bersamaan. Dikira GGS mungkin.
(Didepan Candi Hijau)
(Pemandangan Kota Jogja dan sekitarnya dapat Dinikmati dari Atas)
Nggak berhenti disini, kami turun gunung dan melanjutkan tour menuju rumah Pipeh untuk makan siang. Satu lagi yang bikin kagum dari Gycen Jogja, Akhwat-akwatnya pada masak sedangkan para pria dipersilahkan untuk tidur dan beristirahat, huhuhu terharu.
(Makan Siang dirumah Pipeh dan Mbak Syarof)
Setelah makan, kami menuju ke Sleman untuk berkunjung kerumah Imawati. Disana lagi-lagi kami disuguhi makanan gratis, hehe. Dan malam ditutup dengan mencari Sofyan yang katanya sulit ditemui tapi beruntung kami bisa melewatkan 30 menit terakhir KA di Jogja dengan mempertemukan keduanya.
(Dirumah Ima)
(Dirumah Sofyan)
Dan terakhir sebelum pulang ke Barat, nyempetin juga jalan-jalan pagi lucu di GWK dan Sunmor bareng Dhania. Yah, sedikit chit-chat tentang masa lalu, tapi sekarang doi udah punya cowo juga ya jadi lucu-lucuan aja. Eh di Sunmor malah ketemu lagi sama si Yudha, hahaha...
(Hasil Jalan-Jalan Pagi)
5 hari keliling Semarang-Jogja, waktunya pulang. Pukul 11.00 melewati hujan deras yang mengguyur kota Jogjakarta saya dan Hamzah menuju Terminal Giwangan untuk mengejar bis malam yang telah kami pesan. 5 hari di Jogja seakan me-refresh pikiran kami berdua yang sama-sama baru menemui kegagalan. Sama-sama mempersiapkan tempat baru, jalan baru yang akan dituju di 2015, sama-sama meninggalkan tempat yang telah diperjuangkan sebelumnya untuk tempat baru yang entah apa.
Terakhir, terima kasih sebesarnya kami sampaikan untuk satu minggu yang super seru ini, nggak ada yang lebih ngangenin dari sholat jamaah dan rusuh bareng kalian lagi. Jangan kapok direpotin dan kami tunggu kalian di Bumi Pasundan! Terima kasih Gycentium Bandung-Semarang-Jogjakarta!