Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk jalan - jalan bareng keluarga ke Pulau Batam, dari sini cuma butuh waktu 40 menit saja untuk menyebrang ke Singapura. Kami main di Singapura selama 2 hari dan disana ditemani Pak Muhammad dalam berkeliling mengitari Singapura. Pak Muhammad ini seorang jomblo berusia 40 tahun keturunan Malaysia berkewarganegaraan Singapura, dan dari dialah saya tau kalau jomblo dibully juga disana, ternyata nggak cuma di Indonesia ya jomblo di-bully, di negara lain jomblo juga di-bully habis - habisan, haha.
Di sebuah perjalanan, pak Ahmad menunjukkan sebuah jalur bawah tanah yang ternyata tanah bangunannya berasal dari Indonesia, seseorang dari rombongan nyeletuk "Wah bagus - bagus tanahnya ngambil dari kita ya", ternyata Pak Ahmad dengar dan membalas "Wah kita beli ini, kalian kan jual". Adegan salah-salahan ini berlanjut sampai beberapa saat tapi nggak sampai menimbulkan baku hantam, yakali.
Pelajarannya apa? Kadang kita sering men-judge sesuatu adalah salah tanpa melihat dari sudut pandang yang lainnya, contoh lainnya ya para pendukung capres kemarin, mereka seakan termakan cinta buta dan nggak mau melihat sudut pandang yang lain.
Helicopter View merupakan salah satu pola pikir yang diajarkan dari keilmuan Industri dimana kita dilarang untuk mengambil keputusan terlalu cepat tanpa melihat masalah secara general. Mendetail itu perlu, tapi jangan mendetail disatu sisi saja, ada baiknya kita melihat secara detail dari kedua sisi secara bersamaan. Hal ini penting, karena kita selalu mencari jalan tengah yang terbaik toh?
Semua orang selalu berusaha melakukan yang terbaik menurut mereka dan untuk mereka, ketika dua kepentingan bertemu mungkin saja hasilnya adalah dua sisi mata koin yang berbeda, tapi intinya tetap yang pertama, keduanya baik, tergantung darimana kita melihatnya dan ada baiknya tidak terlalu menjelekkan sisi yang lainnya karena itu jelek bagi kita tapi baik untuk orang lain mungkin.
(Foto Bareng Pak Ahmad di MRT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar