Jika ada pemain yang saat ini paling berbahagia di kubu Manchester United, bisa jadi orang itu adalah Ashley Young. Sempat diisukan akan hengkang karena dianggap tidak berguna dan cuma memiliki skill "terjatuh di kotak penalti walaupun hanya dengan sentuhan selembut bantal dari bulu angsa" kini Young resmi menjadi key player United di sisi sayap kiri.
Diawal musim, Young tampil brilian kala mencetak dua gol ke gawang LA Galaxy meskipun ditahun sebelumnya bukanlah merupakan tahun terbaiknya, bahkan bisa dikatakan semusim bersama Moyes tersebut adalah yang terburuk. Dengan penampilan tersebut, Van Gaal (pelatih MU yang baru) mulai yakin bahwa Young dapat menjadi pelapis yang baik bagi Di Maria, bintang termahal yang dibeli oleh Van Gaal diawal musim.
Kelakuan Van Gaal yang hobi mengganti-ganti posisi pemain membuat pemilik nomor punggung 18 ini sempat mengisi bagian kiri terluar pada skema 3-5-2 kesukaannya. Young didapuk pada posisi tersebut untuk melapisi Luke Shaw yang mengalami cidera. Namun lagi-lagi Young membuktikan kehebatannya dengan tampil baik dan torehan 1 assist sampai Januari.
Namun perubahan taktik Van Gaal menjadi 4-4-2 pada medio Februari menjadi berkah tersendiri baginya. Pemain tersebut seakan menjadi pemain yang paling mampu mengejawantahkan keinginan pelatih di lapangan untuk melakukan penguasaan bola sepanjang pertandingan, dan melakukan pass-pass-pass. Tah heran, pemain ini bahkan mampu membuat Angel di Maria duduk manis di bangku cadangan.
Puncaknya pada pertandingan derby melawan Manchester City. Bersama dengan Daley Blind ia bertubi-tubi menggempur pertahan City dan menusuk segala ruang kosong. Ia berperan sebagai Der Raumdeuter yang melihat setiap celah dan menjadi "Space Invader" pada pertandingan itu. Hasilnya? 1 gol penyeimbang kedudukan dan dua assist manis pada Marouane Fellaini dan Smalling.
Ashley Young yang bangkit kembali bak Phoenix turut menggambarkan posisi United saat ini, meskipun kalah 0-1 pada pertandingan terakhir melawan Chelsea, namun penguasaan bola 71% di Stamford Bridge cukup menggambarkan kedigdayaan United saat ini yang sempat hilang dibawah arahan Moyes. Hanya tinggal United perlu mencari seorang striker tajam yang dapat memaksimalkan berbagai umpan datar tajam Valencia dari sisi kiri dan umpan lambung akurat Young dari sisi kiri.
Namun perubahan taktik Van Gaal menjadi 4-4-2 pada medio Februari menjadi berkah tersendiri baginya. Pemain tersebut seakan menjadi pemain yang paling mampu mengejawantahkan keinginan pelatih di lapangan untuk melakukan penguasaan bola sepanjang pertandingan, dan melakukan pass-pass-pass. Tah heran, pemain ini bahkan mampu membuat Angel di Maria duduk manis di bangku cadangan.
Puncaknya pada pertandingan derby melawan Manchester City. Bersama dengan Daley Blind ia bertubi-tubi menggempur pertahan City dan menusuk segala ruang kosong. Ia berperan sebagai Der Raumdeuter yang melihat setiap celah dan menjadi "Space Invader" pada pertandingan itu. Hasilnya? 1 gol penyeimbang kedudukan dan dua assist manis pada Marouane Fellaini dan Smalling.
Ashley Young yang bangkit kembali bak Phoenix turut menggambarkan posisi United saat ini, meskipun kalah 0-1 pada pertandingan terakhir melawan Chelsea, namun penguasaan bola 71% di Stamford Bridge cukup menggambarkan kedigdayaan United saat ini yang sempat hilang dibawah arahan Moyes. Hanya tinggal United perlu mencari seorang striker tajam yang dapat memaksimalkan berbagai umpan datar tajam Valencia dari sisi kiri dan umpan lambung akurat Young dari sisi kiri.