Barusan beres shalat Jum'at. Salah satu informasi yang diberikan oleh khatib adalah bahwa 25 negara teratas yang menggunakan hukum islam adalah bukan negara dengan mayoritas penduduk islam. Artinya, kehidupan bernegara di negara tersebut telah sesuai dengan apa yang disyariatkan dalam Al-Qur'an (kecuali ibadah shalat mungkin) meskipun warga negaranya tidak pernah mengkaji kitab suci umat muslim tersebut.
Satu hal yang menarik adalah sang khatib bilang bahwa ajaran kita telah diambil. Tapi saya tidak berpendapat sama. Bagaimana bisa mereka mengambil ajarannya kalau membaca kitabnya saja tidak pernah?
Mungkin, kebanyakan kita yang beragama islam dan mengaku sebagai ajaran yang paling sempurna tidak pernah memahami secara benar apa isi Al-Qur'an sebagai kitab suci kita. Padahal salah satu tujuan diturunkannya adalah mengatur segala aspek kehidupan umat muslim. Beberapa mungkin sibuk menutup warung makan di siang hari pada bulan Ramadhan, atau melarang temannya untuk pacaran. Tapi inti dari Al - Qur'an sendiri tidak pernah mereka pahami dengan tetap melakukan kecurangan - kecurangan sambil mengentengkan kesalahan tersebut. Pun saya yang menulis demikian tidak berarti tidak melakukannya, saya pun masih jauh dari kesempurnaan dan masih berusaha untuk terus memperbaiki diri.
Jadi islam itu bukan embel - embel saja menurut saya, bukan berarti kita terlahir islam maka kita bisa hidup tenang - tenang. Bukan kata islam di KTP yang menyelamatkan kita, tapi perbuatan kita di dunia. Karena setiap perbuatan kita di dunia pasti akan diminta pertanggungjawabannya kan?
Satu lagi yang menarik, kalau orang islam yang bersyahadat dan sholat tapi kelakuannya nggak lebih baik dari warga negara 25 negara tadi, mana yang masuk neraka/surga ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar