Selasa, 01 Juli 2014

When I was Given a Second Chance

     Dihari ketiga Ramadhan tahun ini, kebetulan saya melakukan renungan serta introspeksi diri untuk apa yang belum dan sudah saya dapatkan dalam hidup saya ini. Lalu memori kembali ke masa lima bulan yang lalu. Kesempatan kedua apa?
     Lima bulan yang lalu, pada awal tahun 2014, Allah memberikan saya cobaan yang sangat berat. Setelah pulang dari umrah entah kenapa perut saya jadi sering sakit dan kondisi ini terjadi selama satu bulan yang membuat saya nggak bisa ngapa - ngapain selama liburan semester, bahkan saya harus off dari tiga agenda sekaligus (UDO, IECOM, dan Roadshow IAIC) untuk beristirahat. Lalu dimulailah semester empat dan saya paksakan untuk tetap masuk dengan kondisi yang masih lemah.
     Satu Minggu masuk, kondisi saya bukannya semakin membaik dan puncaknya terjadi di Minggu ketiga Januari, makanan nggak ada yang bisa masuk, semua yang saya makan selalu muntahkan keluar lagi. Mungkin saya udah nggak ada kalo sore itu Eldi nggak nemuin saya yang udah lemes dikamar kosan, malam itu juga dia, Jarrah, dan Ibu kos saya membawa saya ke RS Borromeus. Saya masuk ICU.
     Diagnosa dokter bilang kalo saya kena radang usus yang udah parah, katanya sih terlambat dikit ususnya pecah dan buruk - buruknya sampai meninggal. Kemudian saya dirawat selama tiga minggu, dan harus bed rest selama itu. Bed Rest itu lo ga boleh turun dari kasur, iya buang air juga disitu. Dan ternyata, nyawa kedua saya ini nggak murah, butuh lebih dari 70-80 Juta biaya pengobatan selama saya dirawat ini.
     Mungkin harusnya tulisan ini nggak akan pernah terketik apabila keajaiban waktu itu nggak pernah terjadi juga, dan saya sudah berada dimana tau. Entah berapa lama waktu yang diberikan dalam "Bonus Stage" saya ini tapi masih banyak goal yang belum saya raih. Saya berharap kesempatan kedua ini cukup sampai saya menyelesaikan wisuda saya di Kampus Gajah, itu cita - cita terbesar saya karena saya selalu terharu ketika melihat orang tua wisudawan yang terlihat sangat bahagia dihari wisuda anak mereka didepan Sabuga. Ya Allah berikan saya dan kedua orang tua saya waktu sampai saat itu, setidaknya 2,5 tahun lagi untuk melihat wajah bahagia kedua orang tua saya didepan Sasana Budaya Ganesha untuk wisuda S1 ya nanti. Dan cukupkanlah waktu saya untuk menepati janji memberikan keduanya cucu mungkin setelah kelulusan adik terakhir saya nanti (Karena waktu adik saya ini masuk kuliah ayah saya mungkin sudah pensiun, jadi harus biayain dia kuliah dulu baru bisa menikah :p) 
     Amiiin Ya Rabb Amiin...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar